Riset Standard Chatered: Ekonomi Indonesia Melesat 6,1% di 2021

Jakarta: Standard Chartered Bank (Bank) hari ini menyampaikan laporan Global Focus Economic Outlook 2021 dalam acara tahunan Global Research Briefing (GRB), yang dilaksanakan secara virtual dan dihadiri lebih dari 300 pemangku kepentingan Bank, termasuk perwakilan pemerintah, lembaga keuangan internasional dan nasional, serta para pelaku bisnis.
 
Global Head, Research & Chief Strategist Standard Chartered Eric Robersten; Chief Economist, ASEAN and South Asia Standard Chartered Edward Lee, serta Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra memberikan paparan mengenai proyeksi ekonomi global dan Indonesia di 2021.
 
Pandangan ekonomi Standard Chartered ke depan untuk 2021 berpusat pada bagaimana dunia akan pulih dari guncangan akibat covid-19 yang merupakan suatu fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern ini.

Pemerintah dan pihak swasta sama-sama merasakan dampak negatif yang cukup hebat pada neraca mereka, yang kemungkinan akan memakan waktu beberapa tahun untuk memperbaikinya.

Standard Chartered memperkirakan pertumbuhan PDB global berada di kisaran 4,8 persen pada 2021 dari kontraksi 3,8 persen pada 2020.  Walaupun perkiraan pertumbuhan 4,8 persen jauh di atas pertumbuhan rata-rata global selama 10 tahun terakhir (3,7 persen), pemulihan yang diharapkan tahun ini  tidak sepenuhnya akan menutup kesenjangan yang diciptakan oleh krisis covid-19.

 Bank memperkirakan pertumbuhan global akan normal kembali menjadi empat persen pada 2022. Hal ini secara kasar sejalan dengan rata-rata tingkat pertumbuhan 3,7 persen dalam 10 tahun terakhir dan merupakan peningkatan dari 2019 (2,9 persen).

Bank sentral di seluruh dunia kemungkinan besar akan mempertahankan sikap kebijakan yang akomodatif sampai pertumbuhan pulih secara lebih berkelanjutan. Bank memperkirakan pemulihan akan menguat pada paruh kedua 2021seiring dengan peningkatan investasi.

Untuk Indonesia sendiri, Standard Chartered memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh enam persen di 2021 setelah mengalami kontraksi 1,7 persen di 2020, meskipun kenaikan penyebaran virus yang cukup tajam dan pengetatan pergerakan penduduk kembali saat ini memberikan tantangan pada pemulihan ekonomi.

"Kami mengharapkan pemulihan yang lebih berarti terjadi di semester kedua 2021 dan di 2022 karena peluncuran dan distribusi vaksin akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan melepaskan permintaan yang terpendam di sektor-sektor yang terpuruk seperti pariwisata, perdagangan dan transportasi,” ujar Aldian. 
Share:

Recent Posts